Remy Sylado Orang Nakal

Posted: November 19, 2013 in Sosok, Tinjau Album

Jalan Tamblong adalah salah satu sudut jalan yang terpentang di kota Bandung yang kerap disebut Paris van Java itu . jalan Tamblong menjadi sumber inspirasi Remy Sylado menuliskan sebuah lagu yang nakal dan mbeling pada era 70-an.Saat itu,Remy Sylado yang bernama asli Japi Tambajong bekerja di majalah budaya pop Aktuil sekaligus juga mengelola Sanggar Teater dan Kelompok Musik Folk bernama Remy Sylado Company.
Liriknya nakal dan agak kurang ajar.Penuh muatan anti-establishment.Dan semangat menghujat dan menggugat peran orang tua yang kerap digambarkan dekaden.Superioritas anak muda yang berangasan tampak jelas dalam untaian kata hingga kalimat yang ditoreh Remy Sylado .

Remy Sylado saat menjadi penyanyi folk rock atawa gulayak cadas

Remy Sylado saat menjadi penyanyi folk rock atawa gulayak cadas

Remy Sylado melepas lima naskah drama yang menantang pemahaman kita selama ini mengenai moral dan nilai-nilai. Dengan cerdas dan satiristik, Remy Sylado yang bernama asli Japi Tambajong ini berupaya mengaduk-aduk masalah seksualitas sampai etika kekuasaan; dari soal sejarah bahasa Indonesia sampai makna kemerdekaan.
Remy pernah bikin karya sarat gugat anak muda atas kesewenangan orang tua dalam Orexas yang merupakan akronim Organisasi Sex Bebas.Sepertinya,saat itu,Remy Sylado  ingin mentransformasikan gerakan budaya pop anak muda era flower generation yang berpayung ritual ritual komunal seperti hippies yang sarat kliyang-kliyeng psychedellia.
Perhatikan penggalan torehan larik yang dibuat Remy Sylado :

Aku ingin tidur disebuah dusta, ketika aku mabok.
Kupasangkan kuping atas semua bunyi, tapi hatiku bangkang.
Siapa bisa perang lawan harga diri, bila kantuk menjajah,
Kularikan mata dari rasa lapar yang manja.

Salibkan mulutku, dengan sorak-sorai,
Atau tikamkan pisau.
Aku tetap raja atas kecewaku
pada bekas daun hijau.
Matahari boleh lunturkan warnanya, sampai panasnya musnah.
Aku tetap raja atas kecewaku, pada bekas daun hijau.

Dan dokumentasi karya-karya pop mbeling Remy Sylado terangkum dalam buku yang i juga dilengkapi dengan empat keping CD berisi 64 lagu karya asli Remy Sylado diantaranya adalah lagu Jalan Tamblong yang pernah dinyanyikannya dulu dalam beberapa versi di era 70-an.Lagu Jalan Tamblong pun pernah dibawakan penyanyi folk wanita Bandung Ritta Ruby Hartland hingga Doel Sumbang,salah satu pengagum musikalitas Remy Sylado.
Ini pengglan lirik Jalan Tamblong :

Puntung puntung rokok bersatukan ludah
Di jalan tamblong
Dimana tenggelam cinta atau benci
Atau sunyi hati

Berdatanglah disana para teladan
Digoda dingin memeluk surga yang semu
Yang didambanya pada suatu nafsu

Ayam berkokok setan gentayangan
Ranjang bernyanyi hujan
Berapa lama sandiwara usai
Yang bukan aktor tidak ambil bagian

Malam masih hidup tapi tinggal kerangka
Di jalan tamblong
Pulanglah hati yang sunyi pada miliknya
Menawarkan dusta.

Buku

Remy memang sosok multi dimensi.Dia paham musik,dia bikin musik,dia bikin teater,dia bikin puisi,bikin novel,mengkritik musik (dulu bahkan dia punya julukan tukang cari cacat musik Indonesia),dia main film,main sinetron,kadang dia menyebut dirinya seorang munsyi atau ahli bahasa.Dan ah entah apa lagi.
Pada sampul belakang buku “Jalan Tamblong” yang diterbitkan KPG Jakarta tertulis sebuah compliment dari seorang budayawan dan roahaniawan yang kerap menuliskan opini di harian Kompas pada era 70-an,M.A.W Brouwer :

“Remy Sylado orang nakal. Sama nakalnya dengan Voltaire dan Pasternak… Dia mempunyai kenakalan orang yang mau menyelidiki sendiri: kenakalan William Ockham, Erasmus, Martin Luther, dan Calvin. Justru orang itu yang membebaskan Eropa dari tindasan agama dan membuka jalan akan menjadi revolusi besar.”
M.A.W. Brouwer, Kompas, 18 Mei 1972

Komentar
  1. diah marina berkata:

    Please advise. Apa tau kontak pak Remy Sylado. Saya butuh kontal untuk keperluan tesis. Terima kasih.

    Salam,
    Diah Marina

Tinggalkan komentar