Apa yang ada dalam benak kalian saat mengeja nama Yngwie Johann Malmsteen ?.Bagi saya sendiri,ada tiga hal yang tercerabut dari sosok Yngwie ini. Pertama,dia adalah setan gitar berperawakan besar dengan tatapan mata yang arogan.Kedua lelaki yang cuap-cuapnya kerap menyiratkan keangkuhan.Ketiga,matanya yang sering mengerling jika matanya tertumbuk pada sosok wanita eksotik.
Dan hari ini 30 Juni 2011,gitaris yang tak pernah lepas dengan gitar Fendernya itu genap berusia 48 tahun. Dia dilahirkan di Stockholm Swedia. Belum terlalu tua,tapi juga sudah tidak muda lagi.Nama Yngwie masih jadi perbincangan,walaupun sekarang mungkin orang tak begitu takjub lagi dengan sosok pahlwan gitar yang menderu-deru bagai mobil-mobil yang kejar-kejaran di film Fast and Furious.Setidaknya Yngwie masih dibahas di beberapa majalah musik seperti Spin,Burrn,Guitar Player,Mojo,Classic Rock ,Fuzz dan banyak lagi.
Nama Yngwie sendiri cukup menorah pesona dalam kancah music rock atau metal di Tanah Air.Di era akhir 80-an hingga masuk era 90-an,banyak gitaris rock Indonesia yang terpaku dan terkagum-kagum dengan gaya Yngwie yang mencuatkan gaya neo-classical.Lihatlah ajang tahunan Festival Rock Se Indonesia yang digelar Log Zhelebour dahulu banyak terselip gitaris-gitaris metal yang tak kuasa dipengaruhi gaya shredding Yngwie Malmsteen.
Di tahun 1990 Yngwie Malmsteen pernah menggelar konser di dua kota yang banyak menyimpan fans fanatic rock terutama Yngwie yaitu di Solo dan Surabaya.Yngwie yang datang atas gagasan maecenas Setiawan Djody tampil di Stadion Manahan Solo dan Stadion Tambaksari.Sayangnya,Yngwie tak bisa menampilkan performa yang komplit di Surabaya karena hujan deras yang mengguyur Stadion Tambaksari.Saat itu Yngwie tengah melakukan tur promo album bertajuk “Eclipse”
Enam tahun berselang Yngwie datang lagi ke Indonesia.Kali ini bukan untuk konser berskala akbar di stadion,tapi memberikan klinik gitar di Hard Rock Café Jakarta.Tak banyak yang mengetahui kedatangan Yngwie Malmsteen kali ini
Tahun 1996,saya beruntung bisa bertemu langsung dengan Tuan Fender ini.Gitaris Swedia yang dianggap salah satu gitaris yang didakwa menyebar paham neo-classical.Yngwie saat itu dating bertandang ke studio radio M97FM Classic Rock Station
Kesan awal bersua memang Yngwie Malmsteen berkesan dingin dan arogan.Tapi saya merasa kalo kita ajak dia ngobrolin musik dan musik…..masak sih dia cuek terus ?.Pasti gak mungkin ,ungkap saya membatin dalam hati.
Dan dugaan saya memang benar pada akhirnya.Yngwie Malmsteen yang awalnya jutek setengah mampus karena crew M97FM ingin foto bareng,akhirnya melunak.Itu pun setelah dibujuk-bujuk manajernya.
Well,Yngwie sangat antusias ngobrolin musik mulai dari rock hingga klasik.Waktu itu saya memutar album “UK” (1977) dari kelompok UK yang terdiri atas Bill Bruford (drums),Allan Holdsworth (gitar),John Wetton (bass,vokal) dan Eddie Jobson (keyboards,biola).”Heiiii………whatta music” teriak Yngwie Malmsteen seperti kesetanan.Hmmm…tampaknya tuan ini mulai menemukan “frekuensi” nya.
Tanpa ada pertanyaan dari saya ,tuan Yngwie yang terlihat gempal itu nyerocos aja memuji kepiawaian gitaris Inggeris Allan Holdsworth yang terkenal dengan gaya legato-nya itu.
“Saya ngefans sama Holdsworth.Begitu Allan cabut dari UK, band itu rasanya seperti kehilangan gigi”.tambah pemilik nama lengkap Lars Johan Yngve Lannerbäck ini.
“Apakah anda suka dia,karena Allan juga penggesek biola” pancing saya.”That’s it” kata Malmsteen.”Konsep Legato Allan itu kan karena dia seorang violinist” imbuh Yngwie lagi.
Dan Yngwie Malmsteen yang pernah mampir di Alcatrazz juga adalah gitaris yang juga mengembangkan permainan gitarnya dari teknik vibrato yang biasa diterapkan para pemain biola klasik.”Saya banyak menyerap dari gaya Paganini” urai tuan Yngwie.
Yngwie dalam memainkan gitarnya memiliki signature yang jelas yaitu penonjolan teknik arpeggio yang mumpuni. Sosoknya pun kerap disebut salah satu pelopor shred guitar di jagad ini.
Dalam album “Inspirations” yang dirilis tahun 1996,Yngwie Malmsteen membawakan sebuah track dari debut album kelompok UK yakni “In The Dead Of Night” yang ditulis oleh Eddie Jobson dan John Wetton.
Sebetulnya kalau ingin mengetahui gitaris gitaris yang menginspirasi Malmsteen,anda harus menyimak album ini.Karena di album ini selain,membawakan lagu dari UK,Yngwie pun membawakan “Manic Depression” (Jimi Hendrix),Gates of Babylon (Ritchie Blackmore’s Rainbow),”Picture Of Home” (Deep Purple),”Mistreated” (Deep Purple),”The Sails of Charon” (Scorpion,gitarisnya Uli John Roth),”Demon’s Eye” (Deep Purple),”Anthem” (Rush),”Child In Time” (Deep Purple),”Spanish Castle Magic” (Jimi Hendrix) dan “Carry On My Wayward Son” (Kansas).
Dan kalo kita lihat songlist-nya jelas terbukti bahwa Yngwie Malmsteen harus diakui memang sangat tergila gila dengan Ritchie Blackmore.
“Waktu saya berumur sekitar 10 tahun,gitaris rock yang saya denger terus albumnya adalh Ritchie Blackmore.Gak ada yang lain cuma Blackmore.Saya memang menyukai Blackmore,tapi saya tak mau berada dibawah bayang bayang dia.And there was no one else. And then after that, I stopped listening to guitar players all together. ” tukasnya lagi sambil menyeruput secangkir cofee mix dan menampik tawaran memakan kue donat yang tersedia.
Tapi entah kenapa Yngwie terkadang suka mengingkari keterpengaruhannya dengan sejumlah guitar heroes yang hadir mendahului dia dalam khazanah musik rock.
Walaupun dalam album “Inspirations” Yngwie membawakan karya Jimi Hendrix maupun Uli Roth,dia tetap menyangkal sebagai pengagumnya.
“Bukankah anda pernah menyebut Hendrix sebagai salah satu pengaruh musik anda ? sergah saya.
“Tepatnya gini……I saw Hendrix on TV when I was 7 years old.And….
the day he died they showed a video of him lighting his guitar on fire, and that made me want to start playing guitar.” tukas tuan Malmsteen lagi.
Yang jelas cover album “Trial By Fire – Live In Leningrad” yang dirilis Polydor pada tahun 1989 terlihat tuan Yngwie meniru gaya Jimi Hendrix yang fenomenal : membakar gitar.
Sebaliknya dengan sumringah tuan Yngwie lebih mengelu-elukan supremasi para komposer klasik . ” When I was kid I had my heroes that I listened their music , and…..you know my biggest heroes are Johann Sebastian Bach, Vivaldi, and Nicolo Paganini”.
So,happy birthday Yngwie……..Jrenggggg
Denny Sakrie