Peter Gabriel baru saja merilis album “New Blood” ,sebuah album tribute untuk dirinya sendiri.Sesuatu yang tak biasa karena seorang artis musik justru membuat album tribute untuk dirinya sendiri. Terdengarnya nyeleneh dan narsis memang. Tapi, tetep aja tuh cuek dilakukan oleh salah satu pemusik rock Inggris kesohor Peter Gabriel yang di era 70-an dikenal sebagai salah satu penggagas dan vokalis utama kelompok rock progresif Genesis.
10 Oktober 2011 lalu, Peter Gabriel (61 tahun) baru saja meluncurkan album terbarunya dalam bentuk cakram padat (CD) bertajuk New Blood. Peter Gabriel sendiri memilih New Blood sebagai tajuk album karena ingin menyuntikkan darah baru terhadap karya-karya terdahulunya dari akhir 70-an hingga 90-an.
Filosofi yang mendasari penggarapan album ini sendiri tampaknya merupakan sekuel dari album sebelumnya yang dirilis tahun lalu, Scratch My Back.
Just for your info, album scratch back sendiri awalnya berkonsep scratch back karya-karya musisi lain. Mulai dari komposisi karya David Bowie, Elbow, Paul Simon, Talking Head hingga Radiohead. Hal tersebut sendiri dilakukan karena Peter Gabriel juga ingin pemusik-pemusik yang karya-karyanya ia remake, me-remake pula karya-karya Peter Gabriel melalui album yang (rencananya) akan diberi judul I’ll Scratch Yours.
Namun sayang, niat kreatif Peter Gabriel ini tak bersambut dan gagal terlaksana. Tidak putus asa, Peter Gabriel pun mengubah rencananya dengan men-tribute kan karya-karyanya sendiri.
Seperti halnya album Scratch My Back, maka di album New Blood ini Peter Gabriel tetap tidak menggunakan instrument musik yang lazim dipakai dalam karya-karya rocknya. Seperti gitar, bass, drum serta instrument elektronik lainnya.
Sebaliknya, Gabriel tetap lebih memilih gugus orchestra yang didukung 46 orang pemusik. Dengan begitu, maka tak ada lagi hentakan perangkat drum yang membahana dalam San Jacinto yang ber-evolusi menjadi nuansa lirih tapi dalam. Begitu pula lagu tentang tahanan politik yang di penjara berjudul Wallflower yang tersimak muram dan mempesona. Suara Peter Gabriel pada dua lagu tersebut sendiri juga ikut ber-evolusi. Ya, suaranya terdengar sangat matang, jika dibandingkan versi original, saat Gabriel berusia 31 tahun.
Album New Blood (2011)
Di album tribute untuk dirinya sendiri, Peter Gabriel memang banyak memberikan imbuhan sentuhan yang lebih dalam, natural namun personal. Tapi pertanyaannya adalah, kenapa dia lebih memilih orkestra?
“Karena orkestra lebih menyentuh wilayah bunyi yang natural dan terasa lebih ekspresif,” ungkap Peter Gabriel.
Oke. Tapi kenapa men-tribute-kan karya-karya sendiri ?
“Awalnya saya merasa ini sesuatu yang janggal dan aneh. Tapi ternyata saya malah menikmatinya. Saya makin merasa lebih hidup dibandingkan melakukan replikasi terhadap karya original orang lain,” lanjut Peter Gabriel.
Atas instruksi kreatif dari Peter Gabriel, kerangka arransemen album New Blood pun coba digubah pemusik John Metcalfe. Tak seperti album-album lainnya, Peter Gabriel coba menata album ini dalam bentuk perjalanan mood yang berkesinambungan antara satu lagu dengan lagu lainnya.
Well, menyimak album ini ibarat menyaksikan sebuah film yang harus diikuti adegan per-adegan secara utuh tanpa adanya pemisahan track.
“Saya lebih mengutamakan album ini berlumur tekstur dan atmosfer,” urai Peter Gabriel yakin!
New Blood’ track list
- The Rhythm of the Heat
- Downside Up (ft. Melanie Gabriel)
- San Jacinto
- Intruder
- Wallflower
- In Your Eyes
- Mercy Street
- Red Rain
- Darkness
- Don’t Give Up (ft. Ane Brun)
- Digging in the Dirt
- The Nest that Sailed the Sky
- A Quiet Moment
- Solsbury Hill (bonus track)