Mengenang Acara Collector’s Time di M97FM

Posted: November 29, 2014 in Kisah, Opini

Dinihari ini saya mendadak teringat dengan acara musik yang saya pandu seminggu sekali setiap rabu ,alam di radio classic rock M97FM yang bermarkas di Jalan Borobudur 10 Jakarta Pusat, namanya Collector’s Time. Acara berdurasi 3 jam dimulai dari jam 21.00 hingga 24.00 ini mengulas tentang musik classic rock baik dari dalam maupun luar negeri secara mendetil secara historik yang dilengkapi mereviw diskografi serta proses kreativitas karya-karya rock klasik tersebut.

Chrisye menjadi tamu di Collector's Time tahun 1996 (Foto Denny Sakrie)

Chrisye menjadi tamu di Collector’s Time tahun 1996 (Foto Denny Sakrie)

Ketika radio M97FM ini berdiri pada paruh tahun 1995,niatnya adalah membangun radio dengan segmentasi pria dewasa hingga paruh baya.Karena pria,asumsi utama yang langsung tercerabut saat riset memilih genre musik yang pantas dan cocok dengan dunia kaum pria adalah musik rock,yang kemudian dipersempit menjadi classic rock.Timeline classic rock ini lalu diambil patokan dari paruh dasawarsa 60an saat The Beatles membombardir musik ke penjuru jagad yang dikenal dengan terminologi British Invasion hingga memasuki era 70an dan berimbas ke era 80an. dari timeline classic rock seperti itulah akhirnya Radio yang sebelumnya bernama Radio Monalisa mulai mengudara dengan musik rock sebagai jatidiri.

Bersama gitaris Giant Step Albert Warnerin (Foto Denny Sakrie)

Bersama gitaris Giant Step Albert Warnerin (Foto Denny Sakrie)

Diawal terbentuknya radio M9FM saya mendapat tugas untuk meriset sekaligus memilih lagu-lagu yang masuk dalam kategori klasik rock hingga akhirnya kemudian saya malah ditawari untuk memegang kendali sebagai music director radio M97FM.Pada saat siaran percobaan, mulailah disusun berbagai program acara yang bakal menemani keseharian para pendengar radio ini kelak.Paul Souhwat yang saat itu berada ditampuk Program Director mulai mencorat coret beberapa acara-acara khusus yang hanya mengudara seminggu sekali. Salah satu idenya adalah membuat acara musik apresiasi dengan memakai nama “Collector’s Time”.

Kenapa Collector’s Time namanya ? sergah saya ke Paul yang asyik manggut manggut dengan lantunan musik Pink Floyd The Great Gig In The Sky.

Paul lalu menimpali :”Musik semacam ini rock yang berjaya di era 60an dan 70an pasti menjadi bagian dari orang-orang yang mengalami romantikanya saat itu.Dan mereka pasti masih menyimpan karya-karya monumental itu…..dan pastilah dia kolektor.Acara ini kita bikin untuk mewadahi mereka”.

Saya terdiam dan mulai menyetujui gagasan unik dari Paul Souhwat yang sebelumnya bekerja di radio Prambors.Tiba-tiba Paul menepuk pundak saya :” Nah elo aja yang membawakan acara ini.Gua yakin elo bisa membawakan acara ini.Elo suka musik rock dan juga ngumpulin album-album rock”.

Wow…….saya terperangah dan tanpa pikir panjang lagi,tawaran Paul Souhwat itu pun saya terima dengan suka cita.Ini adalah obsesi saya sekian lama yang rasanya tak bakal terwujud,karena mana mungkin ada radio yang bakal memutar musik rock dengan pelbagai subgenrenya dan terasa segmented itu.

Singkat cerita,mulailah saya membawakan acara Collector’s Time pada sekitar September 1995.Konsep acara Collector’s Time ini adalah membahas lagu-lagu classic rock beserta pernak-perniknya dengan mengundang seorang tamu sebagai narasumber setiap minggu.Narasumbernya bisa siapa saja, bisa penikmat musik,kolektor musik,produser rekaman hingga para pemusiknya itu sendiri.

Diluar dugaan ternyata acara Collector’s Time mendapat respon bagus.Suatu hari Budiarto Shambazzy wartawan harian Kompas menyambangi saya dan mewawancarai saya mengenai musik rock yang dipilih radio M97FM sebagai identitas radio dan acara Collector’s Time.Budiarto Shambazzy bertutur bahwa dia dan rekan-rekannya di kantor mulai ketagihan menyimak radio M9&FM. Saya lalu menawarkan pada Budiarto Shambazy untuk menjadi tamu dalam acara Collector’s Time.Ternyata Budiarto Shambazy menerima tawaran saya itu dengan suka cita pula apalagi ketika saya menawarkan untuk membahas Led Zeppelin, salah satu band rock favoritnya.

Drummer seribu band Jelly Tobing adalah tamu pertama yang saya undang dalam acara Collector’s Time. Sejak itu,hampir saban rabu malam Collector’s Time menghadirkan berbagai tamu atau narasumber.dari kalangan pemusik hingga ke penggila musik rock.Seingat saya ada penggemar rock yang berkali-kali saya undang sebagai bintang tamu, mulai dari Indra Kesuma seorang bankir yang punya pengalaman nonton band band rock mancanegara saat mengenyam pendidikan di Amerika.Juga ada penggila The Beatles seperti Pandu Ganesha hingga fanatikus Kiss Nelwin Aldriansyah.

Harry Roesli jadi tamu Collector's Time di tahun 1997 (Foto Denny Sakrie)

Harry Roesli jadi tamu Collector’s Time di tahun 1997 (Foto Denny Sakrie)

Dari kalangan pemusik saya pernah mengundang Harry Sabar,Debby Nasution,Harry Roesli,Deddy Stanzah,Andy Julias dan Januar Irawan dari Makara,Keenan Nasution,Ekki Soekarno,Chrisye,Benny Soebardja,Donny Fattah,Albert Warnerin,Emmand Saleh,Donny Suhendra,Benny Likumahuwa,Abadi Soesman,Lilo Kla,Gilang Ramadhan,Eet Syahrani termasuk kritikus musik paling gahar era 70an Remy Sylado serta dua wartawan Aktuil Denny Sabri dan Buyunk dan masih sederet panjang lainnya.Fariz RM tercatat sebagai pemusik yang paling sering saya ajak sebagai narasumber.

Menariknya dalam berbagai siaran, saya selalu meminta beberapa pemusik untuk memperlihatkan cara bermain musik terutama gitar dan keyboard yang semuanya berlangsung live di studio M97FM seperti Albert Warnerin,Eet Syahrani,Tony Wenas,Emmand Saleh hingga Donny Suhendra.

Bersama drummer Ekki Soekarno (Foto Denny Sakrie)

Bersama drummer Ekki Soekarno (Foto Denny Sakrie)

Waktu yang berdurasi 3 jam terkadang terasa cepat berakhir.Ketika peminat Collector’s Time mulai membanyak,pihak M97FM kemudian mulai mengadakan acara off air Collector’s Time yang berlangsung di News Cafe dan Poster Cafe.Seingat saya ada 4 event off air yang berhasil membuat reuni beberapa band yaitu reuni The Rollies,reuni Gang Pegangsaan,reuni Cockpit Band  dan reuni Gang of Harry Roesli.Siapa yang tidak bangga dengan acara musik yang kian banyak dinikmati publik.

Dan malam ini saya hanya bisa mengenang saat-saat memandu Collector’s Time dengan segenap passion yang ada dalam diri saya.Sebuah kerinduan yang tak terobati,tapi masih bisa dikenang

Komentar
  1. haris berkata:

    Kangen mas Den sama M97FM.. Denger ’95 awal-awal kerja di jakarta. Provocateur radio paling nyandu… khususon celetukan gokil si Ifeb.. suka ngakak sendiri dengernya.. Gimana kabar si Ifeb mas?

Tinggalkan komentar