Kisah Tentang Kaset Badai Pasti Berlalu

Posted: Desember 14, 2013 in Tinjau Album

Album dengan sampul didominasi warna hijau dan menampilkan aktris Christine Hakim tengah berlari ini merupakan album yang tak pernah lekang ditelan zaman. Album yang digarap Eros Djarot bersama Yockie Soeryoprayogo (arranger/ kibor/drum), Chrisye (bas/vokal), Debby Nasution (kibor/ komposer), Berlian Hutauruk (vokal), Keenan Nasution (drum), dan Fariz RM (drum)  pada tahun 1977 .   Apa yang membuat album ini istimewa?.

Kaset Badai Pasti Berlalu (Foto Denny Sakrie)

Kaset Badai Pasti Berlalu (Foto Denny Sakrie)

Kehadirannya memang pada saat yang tepat, saat industri musik tengah booming dengan lagu-lagu pop yang pada zamannya sering diledek sebagai pop cengeng atau pop kacang goreng. Lagi pula, pada saat itu sebuah grup musik yang tengah berjaya diperas habis-habisan kreativitasnya oleh perusahaan rekaman yang menaunginya untuk produktif mencetak album. Korban pun
berjatuhan, di antaranya Koes Plus yang akhirnya terjebak dalam pola musik yang sama dan tak pernah berubah.   Peluang itu lalu diisi BPB, album yang dibuat mengikuti rilis film berjudul sama yang digarap mendiang Teguh Karya dari novel karya Marga T. Sebetulnya BPB tak diperhatikan orang. Namun, setelah stasiun-stasiun radio memutarnya terus-menerus, album ini langsung jadi pembicaraan khalayak.

Dan memang ada atmosfer yang beda jika menyimak album ini. Eros sebagai pengarah musik menampilkan nuansa yang terasa berbau Eropa. Lihatlah betapa instrumen kibor mendominasi tata musiknya. Eros bahkan menampilkan torehan lirik lagu yang romantis tanpa terjebak dengan pola-pola yang standar: patah hati berkepanjangan, meratap-ratap, dan cengeng.   Alhasil, dengan nuansa yang terasa beda, Eros bisa dianggap berhasil. “Padahal, enggak ada niat yang muluk-muluk ketika membuat album ini. Saya bersenandung, lalu Yockie dan Chrisye mengimbuhkan musiknya. Sangat sederhana, hampir
tidak istimewa,” ujar Eros awal September 2006.

Menurut Eros, album ini lahir setelah pembuatan music score BPB bersama dukungan tata musik Yockie. “Ide dasar semuanya datang dari Eros. Padahal, ia justru tak terampil memainkan alat musik. Eros menyenandungkan melodi, lalu saya dan Chrisye mencari akor-akornya,” ungkap Yockie.   Lalu, ketika menggarap kasetnya bertambahlah jumlah repertoar seperti Cintaku (Eros/Debby), Merepih Alam (Eros/ Chrisye), Semusim (Eros/Debby), Serasa (Eros/Chrisye), Khayalku (Eros/Debby), Pelangi (Eros/Debby), dan sebuah instrumental bertajuk E&C&Y. Lagu bercorak disko ini urung ditulisi lirik karena Chrisye menganggap sukar menyanyikannya.   Debby, yang pernah berkolaborasi dengan Eros menulis music score film Kawin Lari dan Perkawinan dalam Semusim, menjelaskan bahwa sebagian lagu yang terdapat dalam kaset BPB (Irama Mas) itu melodi dasarnya sebetulnya sudah pernah digunakan pada music score Perkawinan dalam Semusim (1976), seperti Angin
Malam, Semusim, Khayalku, Cintaku, dan Pelangi.

“Sayangnya, film itu memang kurang sukses di pasaran,” tutur Debby. “Sebetulnya Teguh Karya membuat film BPB untuk mengambil hati produsernya karena Perkawinan dalam Semusim dianggap kurang laku dan berat,” ungkap Slamet Rahardjo, 4 Januari 2007.   BPB direkam di Studio Irama Mas dengan penata rekaman top Stanley dan menghabiskan waktu 21 hari serta dana sekitar Rp 2 juta. Menariknya, para pemusik yang terlibat dalam pembuatan album ini adalah mereka yang telah tenar dan bermain di beberapa grup rock, seperti Eros (Barong’s Band), Yockie (God Bless), Chrisye dan Keenan (Gipsy), serta Debby (Young Gipsy dan Barong’s Band).

“Beberapa melodi dari lagu Pelangi saya comot dari lagu instrumental Genesis, After the Ordeal,” ungkap Debby, yang menggemari pemusik klasik Johann Sebastian Bach. Bahkan, jika menyimak versi awal “Khayalku”, orang teringat pada komposisi instrumental Procol Harum bertajuk Repent Walpurgis.   Bahkan tak
jarang kita seolah menemukan kemiripan “Merpati Putih” dengan “Leonie” nya Arjan Brass.  Menariknya,lagu “Pelangi” dibuat dengan pengaruh arransemen musik ala “Baby What A Big Surprise” nya Chicago.Dan secara kebetulan Chrisye memiliki timbre yang mendekati Peter Cetera,mantan vokalis Chicago.Pengaruh Bob James dan Patrick Moraz tersimak pada karya instrumental “E&C&Y”.  Pengaruh semacam itu pun lumrah.  Perpaduan antara suara tenor Chrisye dan suara sopran Berlian Huaturuk menjadikan album ini bernuansa classy.  Sebuah album yang sangat inspiratif bagi musik pop Indonesia.

TRACK LIST

1.Pelangi

2.Merpati Putih

3.Matahari

4.Serasa

5.Khayalku

6.Angin Malam

7.Merepih Alam

8.Semusim

9.Baju Pengantin

10.E&C&Y (Instrumental)

11.Cintaku

12.Badai Pasti Berlalu

13.Merpati Putih (Instrumental)

Komentar
  1. […] Latar belakang tentang cerita album ini bisa dibaca selengkapnya di blog Denny Sakrie. […]

Tinggalkan komentar