Kaset Yess Menambah Wawasan Musikku

Posted: September 26, 2010 in Uncategorized

Saya masih ingat ketika membolak-balik halaman koran Kompas pada tahun 1977.Saat itu saya masih duduk di kelas 2 SMP.Saat lagi tergila-gila dengan musik terutama rock.Maklum masih belia dan ingin pembuktian jatidiri (hah ).Tiba-tiba mata saya tertumbuk pada sebuah iklan kecil yang berada di pojok sebelah kiri halaman 4 Kompas : sebuah iklan kaset barat.

Kaset Kaset Berlabel Yess

Dengan font yang tak terlalu mencolok tertera :”Telah Beredar Kaset Terbaru” dan yang tertera adalah dua cover kaset berlabel YESS (dengan double S) masing-masing album “Please Don’t Touch” (Steve Hackett,gitaris Genesis) dan “Natural Elements” (Shakti),yang ini kelompok musik berbasis musik India yang digagas John McLaughlin. Saya terhenyak dan membatin :”Ah…..saya harus beli kaset ini”.Keinginan memiliki dua album ini kian menggebu apalagi saya telah membaca review kedua album “nyeleneh” itu di majalah Aktuil yang tiap dua minggu sekali saya beli secara ketengan dengan menabung uang jajan sehari-hari. Tapi persoalan lain muncul.Kaset kaset produksi Yess yang logonya meniru logo grup progresif rock Inggeris Yes yang dirancang Roger Dean itu,tidak tersedia disemua toko kaset.Agak susah memang.Namun akhirnya toh ada jalan keluar.Seorang sahabat menginformasikan bahwa kaset kaset Yess ini tersedia di Bandung. Ketika kaset berlabel Yess itu telah berada di tangan saya,saya langsung memutarnya.Dimuali dengan Steve Hackett,karena saya mengagumi Genesis.Hmmm…..audionya nyaris sempurna.Warna dasar covernya hijau muda dengan sebuah foto yang ditempel di muka sampul kaset hasil reproduksi dari album “Please Don’t Touch”. Sejak itulah saya terlanjur jatuh cinta dengan produk produk Yess.Saat itu sedikit pun tidak terbersit bahwa kaset Yess adalah “barang haram” karena kaset tersebut direkam tanpa izin sama sekali dari pihak pemegang lisensi diluar seperti album Hackett yang dirilis Charisma Records. Terus terang dari perekam idealis seperti Yess yang ternyata berdomisili di Bandung inilah wawasan musik saya jadi bertambah.Apalagi Yess memang ingin menjadi perekam segmented .Seingat saya Yess hanya merekam album-album rock yang rada “cutting edge” seperti album album ELP,Yes,Genesis,Manfred Mann’s Earth Band,Earth & Fire,Esperanto,PFM,Mike Oldfield,John Mayal & Blues Breakers,Jethro Tull.Band band rock yang dianggap massive seperti Deep Purple,The Rolling Stones,Queen atau Uriah Heep justeru tak pernah mereka rilis. Yess pun merekam album album “nyeleneh” seperti Phillip Glass hingga Laurie Anderson,juga beberapa album jazz rock seperti Stanley Clarke,Return To Forever,Chick Corea,Jean Luc Ponty,Flora Purim dan sebagainya. Jadi saya menganggap mereka ini,pihak perekam Yess,sudah secara sadar membuat positioning dalam merilis album.Thus,harap diingat serial kaset yang dirilis Yess sudah pasti peminatnya tak sebesar peminat musik pop,disko atau rock yang massal. Di alam perekam kaset era 70-an hingga 80-an itu berlaku sistem free for all.Artinya sebuah album bisa dirilis oleh berbagai perekam kaset.Misalnya album The Rolling Stones bisa dirilis oleh Aquarius,Perina,Lolita,Saturn,King’s Record,Top’s,Hins,Contessa,Atlantic,Nirwana,Golden Lion dan entah apa lagi.

Yang menjadi pertanyaan saya : apakah mereka mengeduk keuntungan ? Tapi terus terang dengan kehadiran Yess yang ternyata digagas oleh seorang lelaki keturunan Tiong Hoa bernama Lin Fung saya anggap memiliki jasa besar dalam membentuk wawasan tentang berbagai genre dan sub-genre musik yang berada dibawah payung rock maupun jazz.Bayangkan band-band yang bertebaran di Amerika Serikat,Inggeris,Belanda termasuk Italia satu persatu kita simak sebagai sebuah referensi musik yang mengalir deras tiada henti.

Pun mungkin kita tak pernah tahu bahwa sebetulnya Lin Fung memiliki bidang bisnis yang sangat bertolak belakang dengan industri musik.Lin Fung memiliki usaha dalam jual beli sepeda.Dia memiliki toko sepeda di kawasan Jalan Veteran Bandung. Toh dengan passionnya terhadap musik yang tiada terbendung,Lin Fung tetap menjalani bisnis “hobi” nya ini melalui katalog rekaman Yess yang setidaknya mempertebal wawasan musik kita.Ini hal luar biasa yang bisa kita petik manfaatnya.Bahkan kita pun tak sadar bahwa sebetulnya apa yang dilakukan para perekam Barat itu toh tetap sebuah tindak kriminal : membajak karya dan produk milik orang menjadi miliknya.

Usaha Lin Fung dengan produk album Yessnya itu akhirnya harus menyerah pada tahun 1988,disaat negeri ini mulai memberlakukan Undang Undang HAKI yang selama ini ditunda-tunda.Pemberlakuan UU HAKI ini tentunya terkait dengan protes keras dari Bob Geldof,vokjalis The Boomtown Rats yang menggagas Konser Amal Live Aid di tahun 1985.Seperti yang kita ketahui Geldof berang karena rekaman konser Live Aid yang berlangsung di Wembley Stadium Inggeris dan Philadelphia Amerika dibajak di Indonesia lalu diekspor ke luar negeri.

Sebuah konser amal kok malah dibajak. Tahun 1988 merupakan era akhir jaman keemasan kaset ilegal tapi legal di Indonesia.Tapi meskipun demikian izinkan saya berterimakasih untuk perekam seperti Yess ini yang telah membuka cakrawala wawasan musik saya. Apakah anda juga memiliki pengalaman yang sama dengan saya tadi ?

Komentar
  1. hantoro berkata:

    sama persis mas/pak…
    salam progresif rock, avantgarde, dan musik aneh2 lainnya….

  2. egi berkata:

    Terimakasih yess

  3. ricky berkata:

    lin fung sukanya genesis ….album genesis….mana pernah dia suka king crimson….lantas siapa di balik itu semua???

  4. Awank Blackmore berkata:

    Pertama kali tau kelompok RUSH dari kaset rekaman YESS ini, di kota Bogor cuma satu toko yang menjual kaset rekaman yess

  5. dennysakrie63 berkata:

    Menarik cerita anda

Tinggalkan komentar