Peter F Gontha The Godfather Of Jazz

Posted: Februari 13, 2011 in Sosok
Peter F Gontha (Fotografi Drigo Tobing)

Peter F Gontha (Fotografi Drigo Tobing)

Lelaki kelahiran Semarang 4 Mei 1948 dengan nama lengkap Peter Frans Gontha ini memiliki banyak julukan.Mulai dari “Rupert Murdoch Indonesia”,lantaran pernah menggeluti dan membawahi berbagai media.Juga kerap dijuluki “Donald Trump Indonesia”,karena tampil sebagai bos atau CEO pada sebuah tayangan reality show “The Apprentice Indonesia” seperti yang dilakukan Donald Trump pada “The Apprentice” hingga “The Godftaher Of Jazz”.

azz memang meronai sebagian kehidupannya disamping karirnya yang gemilang di dunia bisnis.PFG,demikian kerap ia dipanggil,pernah membentuk grup jazz tendensius Bhaskara di paruh dasawarsa 80-an,aktif mengirim berbagai grup jazz Indonesia ke perhelatan jazz dunia North Sea Jazz Festival di Belanda,ikut mendanai Jak Jazz Festival pada era 90-an,mendirikan klub jazz Jamz di Jakarta,Bandung dan Surabaya.Peter bahkan sempat menulis komposisi jazz pada album Bhaskara.Peter pun sempat merilis album solo bertajuk “Kolaborasi” di tahun 2001 yang antara lain didukung pemusik jazz Jeff Lorber.

Dan sejak tahun 2005 putera dari pasangan Victor Willem Gontha dan Alice ini sukses menggagas Java Jazz Internasional Festival .

Selama 189 menit saya berbincang bincang dengan Peter F.Gontha di kediamannya di bilangan Permata Hijau Jakarta Selatan.

Q : Java jazz anda anggap sebagai apa dalam hidup anda ?

A : Lagi kesel sama dunia.Karena Indonesia dianggap sebagai negara ekstrim,sarang teroris.negara korupsi nomor satu,negara pembabat hutang ,negara terbesar hutangnya.Udah paling jeleklah.

Buat saya, bagaimana kita sebagai bangsa Indonesia mencoba berantem keluar,jangan berantem kedalam .Kalo kedalam gampang,kita melawan orang-orang kita juga.Negara kita melalui produk seperti Java Jazz saya mau lawan seperti Singapore yang bikin iklan dimana-mana ,datanglah ke Singapore nonton.Nonton Santana,datanglah nonton the Police .Kenapa sih orang semua mesti ke Singapore ,ternyata sekarang kita sudah bisa melihat bahwa kita sebetulnya bukan hanya menjual ini,kita tidak hanya menjual …..tari Serimpi ,Bali.Kita ada mempunyai satu kemampuan untuk melakukan organize

Q : Apakah Java Jazz sudah bisa disejajarkan dengan North Sea Jazz Festival atau Montreaux Jazz Festival ?

A : Saya gak perlu bicara .Denger aja musisi itu ngomong di panggung.

Q : Siapa aja ?

A : Macam macam .Mulai dari Sergio Mendes sampai Take 6 juga Manhattan Transfer.Mereka bilang thank you for inviting us………

Q : Mereka senang karena apa ? Apresiasi atau apa ?

A : Pertama mereka apresiasi,karena ternyata mereka baru tahu kalau Indonesia yang jumlah penduduknya no.4 di dunia setelah Cina,India,Amerika.Terbesar lho kita 220 juta penduduk.Amerika 280 juta penduduk .

Kedua,mereka ketemu dengan musisi musisi teman mereka.Terus mereka bilang ini adalah the Mecca of Jazz not only North Sea Jazz.Terus mereka mengatakan juga ketika mereka mendarat di bandara telah diterima dengan Bea Cukai dengan tangan terbuka Kenapa ?.Kita memang kasih tahu ke Bea Cukai,tolong mereka dibantu ,musisi jangan dibikin susah alatnya.Imigrasi juga .Dan disambut dengan senyuman oleh comitte Java Jazz.Banyak smiling people.Smile all over the place.

Ada juga sih yang awalnya merasa perlakuan di Indonesia itu buruk.Tadinya maki maki abis negeri kita. Begitu sampai disini baru dia kaget.Itu isterinya James Ingram Michelle .

Q : Berarti Java Jazz merupakan pembuktian bahwa Indonesia tidak seperti yang diberitakan pers ?

A : Berlebihan memang.kalau kita selalu dianggap seperti itu .Yang datang kan cuma musisi thok .Jadi yang datang 400 orang .Tapi musisi itu merupakan duta yang luar biasa.Dia akan ngomong pelan pelan .Tapi bukan itu yang menjadikan promosi kalo Indonesia itu aman.Orang kan kalo cuma dengar aja belum tentu percaya.Dia mesti lihat,dia mesti denger.Jadi kita bikin seperti ini nih (sambil menunjuk tumpukan DVD Java Jazz) biayanya ratusan juta .Kita sebetulnya juga membuat DVD promotional .Yang nantinya juga akan dijual.

Q : Kabarnya DVD ini diputar di Jazz Cruise ?

A : Di Jazz Cruise itu ada 2000 penumpang .Gede tuh Jazz Cruise.Saya lalu kerjasama dengan mereka .Disitu kan ada musik dari jam 10 pagi ada music clinic,ada speech,ada performance,ada poolside,ada segala macam selama 7 hari .Udah 2 tahun.Ada Jazz Cruise di Eropah,satu lagi Jazz Cruise di Karibia.Tapi mereka tadinya tidak putar DVD.Lalu saya kasih DVD Java Jazz.Jadi jam 11 malam dalam kamar,orang orang lalu nonton tayangan Java Jazz di televisi.

Q : Mereka nanya gak ?

A : Ya nanya.Di mana belinya ? Dimana Java Jazz ?

The Jazz Cruise adalah sebuah program jazz yang ditawarkan oleh Anita E Berry dalam sebuah perjalanan melintas samudera dengan kapal mewah.Menampilkan sederet pemusik jazz sohor dan legendaris.Salah satu acara yang menarik dalam perjalanan The Jazz Cruise adalah “Conversations With The Stars”,dimana para pemusik melakukan interaksi dengan penumpang Jazz Cruise.

Q : Bagaimana cara anda mengajak pemusik jazz yang terlihat sulit untuk datang ke Indonesia ? Pakai trick seperti apa ?

A : Semuanya dengan trick,termasuk Manhattan Transfer.Kebetulan saya memang banyak berkenalan dengan kalang pemusik jazz.

Q : Jadi sebagian besar pemusik yang tampil di Java Jazz anda sendiri yang menghubungi ?

A : Ya terpaksa.Karena saya memang juga tinggal di Los Angeles dan saya sudah lama kenal mereka.Jadi ada kepercayaaan.Sejak saya bikin Jamz dan mendukung Jak Jazz dulu.Masih ingat gak Lee Ritenour pernah bermain di Jamz selama seminggu.

Jadi gitu caranya.Kita harus persuasive pada mereka.Datanglah ke negeri kita.

Saya undang mereka makan malam di rumah di LA.Ada studio juga disana .Juga semacam teater kecil dengan sound yang bagus.

Artis artis yang pernah main di Java Jazz juga saya undang sebagai apresiasi thank you gitu,Nah si musisi ini lalu bawa musisi ini,bawa musisi itu.Jadi semacam multi level marketing.Member get member ha….ha….ha

Bukan hanya itu,juga ada cara lain.

Q : Apa itu ?

A : Saya juga bikin Temecula Jazz,sebuah acara jazz yang diadakan di Temecula California.Kenapa saya bikin acara itu ? Ya ini trick agar mereka juga mau main di Java Jazz tentunya.Pas mereka usai manggung,lalu saya bagi bagikan dvd Java Jazz.Mereka kaget dan tertarik untuk ke Jakarta.

Temecula Jazz Valley International Jazz Festival adalah festival jazz yang digelar di alam terbuka yang berlokasi di selatan California.Suasana perkebunan anggur merupakan atmosfer yang bersinergi dengan alunan jazz.Beberapa pesohor jazz pernah manggung disini seperti Brian Auger,Horace Silver,Louie Bellson,Monty Alexander,Richie Cole,Dick Berk,Marshall Hawkins dan masih banyak lagi.

Q : Banyak yang bilang anda mengabaikan artis dalam negeri ?

A : Banyak yang tidak tahu.Sebetulnya saya selalu mengangkat artis dalam negeri.Di tahun pertama Java Jazz kita bikin Ruth Sahanaya dengan iringan Jeff Kashiwa.Itu kan gebrakan.Tahun kedua kita bikin Andi Rianto dan Magenta Orchestra.Cuma kita gak bisa langsung bikin Andi Rianto main dengan star yang gede.Andi Rianto kita pasang dulu dengan Michael Lington .Kenapa ? kalau langsung dengan star yang gede,apa Indonesia punya apa dia ?

Q : Jadi kolaborasi semacam itu anda yang arrange ?

A : Iya dan itu ide dari kita.Pada Michael Lington saya bilang you kurang dikenal di Indonesia.Supaya koran Indonesia memuat you di halaman pertama,maka harus bermain dengan pemusik Indonesia.Itulah tricknya.Dan benar Michael Lington dan Andi Rianto muncul di halaman depan koran besar di Indonesia.

Q : Di Java Jazz tahun ini ada banyak big band yang ditampilkan ? Kenapa ?

A : Betul,karena big band itu adalah asal muasal jazz yang bener.Duke Ellington,Count Bassie karena dari situ semuanya.Kebetulan banyak big band dari Indonesia yang juga tampil.Banyak yang masih muda juga.Kita pun menampilkan Ron King.Begitu dvd Ron King di Java Jazz selesai,saya akan kirim ke Wynton Marsalis dan bilang bahwa big band main di Indonesia.Jadi kita mesti manas-manasin orang gitu ha ha ha .Manasin dengan bukti !.Kalo kita cuma ngomong aja…..susah .

Q : Dampak lain Java Jazz ?

A : Ada.Waktu Java Jazz tahun kedua saya dipilih menjadi Ketua Asosiasi Jazz Asia.Dan ini sebuah kekuatan.Karena kita bisa mengatur mereka .Aturnya bagaimana ? Saya ambil musisi ini di Jakarta,kalian pada ikutan deh.Dan semuanya pada ikut sekarang.Al McKay,Lee Ritenour,Harvey Mason dan Pat Martino ,The Manhattan Transfer.Sekarang semua negara-negara di Asia ini ambil artis itu juga.Jadi costnya bisa lebih murah.

Q: Apakah Java Jazz secara bisnis menguntungkan ?

A: Kalau Java Jazz pertama tahun 2005 rugi.Tahun kedua ruginya tambah dikit.Tahun ketiga sudah mulai untung dikit..Tahun ini sih kayaknya oke.

Q : Bagaimana membuat Java Jazz dikunjungi banyak orang bahkan yang tidak ngerti jazz sama sekalib ?

A : Jadi orang itu kan gini…sebelum kita meminang orang kita kan mesti buat enak dia juga.Kita ajak dia makan,kita ajak dia itu.Meminang masyarakat untuk menyenangi musik jazz kan juga ada caranya.Apa sih jazz itu sebenarnya ? Pas liat dvd Montreux Jazz eh yang tampil Fleetwood Mac,bukan grup jazz..Itu tahun 1977 tuh.Waktu saya ajak Padi main di Java Jazz itu ada alasannya.Tahun ini kita tampilkan Ran.Anak anak kecil pada rame.Segala sesuatu tuh ada tricknya Gimana trick menghadirkan pemusik jazz.Juga trick menarik minat penonton ke Java Jazz.

Q :Kenapa anda tertarik jazz dan milih jazz ?

A : Kalo musik pop,kata Harmoko dulu ,dia bilang musik nangis,doyannya hanya cinta dan cinta.Musik rock bawaannya mau bunuh orang terus..Musik klasik musik orang tua terlalu serius.Kita ambil jalan tengah.Yang mana ? yang bisa mencakup semuanya.Kayaknya jazz ,udah gak ada lagi yang lain..

Q: Apakah karena jazz itu representative kalangan kelas atas ?

A: Kita mesti punya orang yang membaca,mempunyai pendidikan ,sedikit tahu musik,baru dia bias mainin jazz.Itu menurut saya.Makanya big band itu penting .

Q : Bisa gak orang yang senula hanya membebek suka jazz berubah menjadi penggemar jazz ?

A : Bisa aja.Saya kan pertamakali mendengar jazz dari lagu The Beatles. Yang dijazzkan.Kok jadi enak ya.Akhirnya kan jadi crossover.Musik jazz yang saya suka juga nggak terlalu dalam .Saya tahu Duke Ellington,saya tahu Satin Doll.Tapi yang lainnya saya belum tentu tahu.Keterbatasan saya juga ada.Tapi ada satu hal sebetulnya saya adalah sosok musisi yang gagal

Q : Kenapa ?

A : Karena waktu saya berumur 8 tahun,piano saya dijual karena orangtua saya bangkrut.Guru piano saya adalah Nick Mamahit .

Q : Waktu itu belajar musik apa ? Klasik atau jazz ?

A : Klasik.Tapi Nick Mamahit dari awal memang sudah dikenal sebagai pianis jazz.Nah,kalau saya sudah jadi musisi yang gagal dan tidak bisa menghibur orang .Orang saya hibur lewat orang lain yang saya suruh main.Saya lalu bentuk Bhaskara, juga bikin Jamz .Klub jazz yang pernah menghadirkan George Duke,Joe Sample,Ramsey Lewis,Lee Ritenour,Tom Scott and many others.

Q : Apakah orang tua anda juga menyukai musik ?

A : Ayah saya Victor Willem Gontha adalah pemusik jazz walaupun sebetulnya kerja di Shell.Dia peniup trumpet.Tadinya saya berangan angan jadi pemusik seperti ayah.

Q : Setelah gagal bermusik,anda lalu memilih dunia bisnis ?

A : Saya pendidikannya memang bisnis.Juga sains dan computer.Lalu saya kerja di Shell,di Citibank juga kerja di Bambang Tri.Kalau gak ada ini semua ya gak ada Java Jazz.Bahkan Jak Jazz nya Ireng kan yang mendanai juga saya.

Peter Gontha pernah bekerja sebagai awak kapal pesiar Holland American Line.Memperoleh scholarship dari perushaan Shell untuk bidang akuntansi di Praehap Institute (Belanda).Selanjutnya bekerja di Citibank New York City.Lalu menjadi Vice President American Express Band untuk wilayah Asia.

Q : Jumlah pengunjung Java Jazz tahun ini berapa ?

A : Mungkin sekitar 65.000 orang .Tapi terakhir ternyata sekitar 72.000 orang.

Q : Dibanding pengunjung North Sea Jazz dan Montreaux Jazz ?

A : Kalo North Sea hampir sama dengan Java Jazz.Tapi kalo Montreaux Jazz gak lebih dari 20.000 penonton.

Q : Apakah Java Jazz merangsang pertumbuhan musik jazz di Indonesia ?

A : Mereka itu betul betul berupaya untuk bisa tampil di Java Jazz.Kemarin ada 100 grup jazz yang ngantri ingin main gratis di Java Jazz..

Q : Gratis ?

A : Iya,bayar sendiri,jalan sendiri,bayar transportasi sendiri,bayar hotel sendiri.

Q : Berarti Java Jazz sudah dianggap event yang prestige ya ?

A : Menurut saya begitulah.

Q : Apakah ada yang meleset dari penyelenggaraan Java Jazz selama 4 tahun terakhir ini ?

A : Diluar harapan

Q : Maksudnya

A : Artinya di luar dari yang telah diperkirakan .Saya gak sangka bisa berkembang kayak gini.

Q : Java Jazz banyak didukung dengan instrument musik yang cukup banyak.Bagaimana memanagenya.

A : Kita kasih list ke Yamaha .Acara semacam ini orang kan diendorsed .Si A diendorsed dengan drum merek apa.Oh itu ribet dan ribut.

Q : Gimana mengatasinya ?

A: Ya kita harus menghormati orang yang telah diendorsed.Kalo gak si artis yang diendorsed akan melapor : Wah you punya supplier tuh gak bener !.

Q : Peralatan itu anda bayar ?

A : Peralatan yang dipakai di Java Jazz itu gratis .Karena buat mereka itu adalah promosi.

Anda tahu gak turn over peralatan musik dan sebagainya di Indonesia berapa besar ?

1,2 triliun .Bisa anda bayangkan !

Q : Untuk kedepannya,gimana Java Jazz ini ?

A : Jadi sebuah agenda.Semua yang terlibat sudah pada tahu harus ngapain buat tahun depannya.Java Jazz ada dan tanpa saya harus tetap ada.

Peter F Gontha

Komentar
  1. Radit Pamungkas berkata:

    GOOD LUCK YA OM 😀 ! ! !

    AKU SELALU MENDUKUNGMU DARI BELAKANG SANA . POKOKNYA OM DAN ANAK OM KAK DEWI LEBIH INNOVATIF DALAM PEMBAHARUAN KARYA-KARYA YANG FANSTASTIS ^^

    Tahun depan manggil BB. King Om Peter 🙂

  2. widya berkata:

    bagaimana saya bisa mengundang beliau?

Tinggalkan komentar