Pemusik Iwan Madjid telah meninggal dunia pada tanggal 17 Juli 2014.Tanpa dinyaana berpulangnya Iwan Madjid yang semasa hidupnya adalah sosok yang ramah,tepo seliro dan gampang bergaul itu justru merekatkan tali silaturahmi yang hilang diantara sekian banyak sahabat-sahabat Iwan Madjid baik dalam bermusik maupun teman-teman sepergaulan.
Saya masih ingat ketika jenazah Iwan Madjid telah dikebumikan di TPU Tanah Kusir pada jumat 18 Juli 2014, sahabat-sahabat Iwan Madjid yang mengantar ke pergian Iwan untuk selama-lamanya masih berdiri dan ngobrol diseputar tanah kuburan Iwan Madjid yang masih memerah berselubung taburan kembang.Mereka yang masih nongkrong di sekitar makam Iwan Madjid antara lain ada Tony Wenas,Darwin B Rachman (bassist Wow dan Abbhama),Robin Simangunsong (drummer Abbhama),Dandung Sadewa (26:05 dan Shagi),Hafil Perdanakesuma (Transs,Shagi),Herman Gelly (Symphony ),Ekki Soekarno (Symphony,26:05).
Saat itu,yang saya ingat, pemusik dan pengacara Tony Wenas yang pernah bergabung bersama Iwan Madjid dalam No Daddy’s Gang,melontarkan gagasan :”Kita harus bikin acara mengenang Iwan Madjid”. Dan atas prakarsa Tony Wenas yang didukung teman-teman yang semasa hidup bisa dibilang dekat dengan kehidupan Iwan Madjid secara sepakat mendukung gagasan tersebut hingga terpentanglah tajuk acara Tribute To Our Beloved Friend Iwan Madjid .
Seminggu setelah pemakaman saya lalu dapat kabar dari Robin Simangunsong drummer Abbhama, bahwa acara Tribute ToOur Beloved Friend akan berlangsung di Airman Loung Sultan Hotel Jakarta.Ternyata teman-teman bergerak cepat diluar dugaan saya.Mungkin kecintaan dan kerinduan mereka terhadap sosok Iwan Madjid yang mampu menggerakkan semangat mereka untuk mewujudkan acara mengenang Iwan Madjid sekaligus mengapresiasi ulang karya-karya Iwan Madjid yang tersebar cukup banyak mulai dari Operette Cikini,Abbhama,Wow,Jakarta Rhythm Section hingga Cynomadeus dan Suara Persaudaraan maupun Arry Aliance Project.
Sebuah pertemanan atau persahabatan akan bisa jelas terlihat dari upaya-upaya semacam ini.Saya bisa membayangkan betapa sosok Iwan Madjid adalah sosok yang selalu ada di hati maupun sanubari para sahabat-sahabatnya.
Hampir semua para kerabat dekat Iwan Madjid memiliki komentar yang sama perihal perilaku Iwan Madjid di semasa hidupnya.”Iwan itu sangat peduli dengan teman.Dia itu siap pasang badan demi membantu temannya.Bahkan Iwan lebih suka membela dahulu temannya baru kemudian menanyakan duduk persoalannnya seperti apa,apakah benar atau tidak.Yang dia pentingkan adalah membela habis teman” ungkap Tony Wenas.
Jadi tak heran jika begitu banyak sahabat kerabat Iwan Madjid yang rela bahu membahu untuk mewujudkan acara Tribute To Our Beloved Friend Iwan Madjid.Karena dalam sanubari mereka,masih ada cinta yang tak akan pupus terhadap sosok Iwan Madjid.
Kemurahan hati Iwan Madjid yang menjadi pilar utama terjadinya reuni tanpa sengaja yang disebabkan karena adanya gagasan acara mengenang Iwan Madjid.”Karena meninggalnya Iwan,saya akhirnya bertemu lagi dengan Herman Gelly setelah 30 tahun tanpa ada komunikasi sama sekali.Padahal kita sama-sama masih berada di Jakarta” ungkap Eben Hutauruk vokalis Prambors Band yang pernah bekerjasama dengan Iwan Madjid dalam proyek Operette Cikini.Operette Cikini adalah kelompok operrete yang digagas oleh para alumni SMA Perguruan Cikini dalam membuat beberapa karya operette seperti Mahabarata hingga Ramayana.
“Seingat saya Iwan bukan alumni Perguruan Cikini.Iwan adalah alumni SMA 1 Budi Utomo,tapi karena kemampuan musiknya yang bagus akhirnya diminta oleh teman-teman untuk ikut terlibat dalam penggarapan karya musical Operette Cikini” urai Eben Hutauruk.
Keterlibatan para sahabat Iwan Madjid di acara ini juga memiliki dampak yang luarbiasa karena akhirnya menjadi ajang reuni bagi para pemusik yang sempat berkolaborasi dengan Iwan Madjid dalam berbagai band maupun proyek musik.
Band-band yang dipastikan akan reuni diatas panggung antara lain adalah Abbhama,Wow,Cynomadeus termasuk band-band yang kerap tampil di panggung tanpa memiliki album rekaman seperti 26:05,Shagi,Nuclear maupun No Daddy’s Gang.
Sejak tanggal 25 Agustus kemarin,mereka mulai melakukan latihan.Di hari pertama jadwal latihanyang akan berlangsung hingga tanggal 4 September 2014 itu menampilkan sesi Abbhama Band yang menurunkan dua anggota asli yaitu Darwin B Rachman basssit yang kali ini lebih percaya diri memainkan keyboard dan drummer Robin Siamngunsong serta didukung Herman Gelly (keyboard),Noldy Pamungkas (gitar) dan Joel (bass).Eben Hutauruk tampil menggantikan Iwan Madjid dan menyanyikan lagu Alam Raya dan Asmara.
Untuk sesi Wow, Fariz RM beserta Darwin B Rachman,Ical dan Eet Sjahranie akan tampil membawakan lagu Pekik Merdeka dan Mencari Diri dari album debut Wow di tahun 1983 bertajuk Produk Hijau.
Iwan Madjid pasti akan tersenyum bahagia melihat kesungguhan dan ketulusan para sahabat yang ditinggalkannya mengapresiasi karya-karya peninggalannya.