Cynomadeus dan Kebebasan Berkarya

Posted: September 3, 2014 in Kisah, Opini

Selasa malam 2 September 2014  sekitar jam 19.30 Arry Syafriadi vokalis Cynomadeus terlihat menguak pintu Abbe Studio yang terletak di Jalan Gandaria Kebayoran Jakarta Selatan.Ternyata malam itu Cynomadeus,band rock dengan susupan aura klasik itu yang digagas almarhum Iwan Madjid ,dan hanya sempat merilis satu album saja,akan melakukan latihan.Ini adalah reuni Cynomadeus sejak tahun 1991.Sebuah kekosongan yang panjang,sekitar dua dasawarsa.
Reuni ini terjadi lantaran sahabat-sahabat dekat Iwan Madjid dalam ranah musik mengupayakan untuk mengenang Iwan Madjid dan karya-karyanya dalam konser bertajuk Tribute To Our Beloved Friend Iwan Madjid yang berlangsung jumat 5 September 2014 di Airman Loung Sultan Hotel Jakarta.

Acara Tribute To Our Beloved Friend ini pun jadi ajang reuni bagi Cynomadeus,band yang dibentuk Iwan Madjid tahun 1989 (Foto Denny Sakrie)

Acara Tribute To Our Beloved Friend ini pun jadi ajang reuni bagi Cynomadeus,band yang dibentuk Iwan Madjid tahun 1989 (Foto Denny Sakrie)

Tak lama berselang,Fajar Satritama,yang sehari-hari adalah seorang banker tiba pula di studio lengkap dengan dandanan kantoran,kemeja putih dan celana hitam.Lewat jam 20.00 muncul gitaris Eet Sjahranie, yang ditahun 1989 berinisiatif membentuk Cynomadeus bersama Iwan Madjid.Iwan dan Eet mulai berkenalan saat mereka dilibatkan dalam proyek operette rock Cikini yang memanggungkan opera rock berdasarkan kisaah-kisah legenda seperti Mahabarata dan Ramayana di akhir era 70an dan masuk era 80an.Ketika Iwan Madjid membentuk Wow pada tahun 1983 sebetulnya Eet pun diajak Iwan Madjid untuk ikut bergabung dalam formasi Wow, namun urung lantaran Eet Sjahranie harus mengenyam pendidikan di Amerika Serikat. Sepulang dari Amerika ,Iwan Madjid kembali mengajak Eet untuk mendukung album solonya bertajuk “Pesta Reuni”.

Iwan Madjid dan Eet Sjahranie di studio Syailendra

Iwan Madjid dan Eet Sjahranie di studio Syailendra

Terakhir,bassist Todung Panjaitan dengan rambut panjang putih menjuntai memasuki studio.Cynomadeus malam itu mempersiapkan 4 lagu yang diambil dari album mereka yang dirilis JEPS pada tahun 1990 diantaranya adalah Circus Show dan Cynomadeus.

Cynomadeus terbentuk atas gagasan Iwan Madjid

Cynomadeus terbentuk atas gagasan Iwan Madjid

Boleh dibilang, banyak orang yang tak mengenal kiprah dari Cynomadeus di awal 90an.Penyebabnya adalah kesibukan dari personilnya yang menyebabkan mereka cepat dilanda kekosongan.Saat itu,Eet Sjahranie juga menerima tawaran sebagai gitaris Ian Antono yang mengundurkan diri dari God Bless.Iwan Madjid pun memiliki banyak kesibukan sebagai jingle maker hingga penggubah musik sinetron dan layar lebar.Dan Cynomadeus pada akhirnya betul-betul terabaikan ketika Eet Sjahranie bersama Fajar Satritama membentuk EdanE dan Iwan Madjid kembali mengaktifkan Wow bersama Fariz RM,Darwin B ranchman dan Musya Junus.

Dari kiri penulis lirik Wisnu Suyono,gitaris Eet Sjahranie dan sound engineer Bonny Alamsyah

Dari kiri penulis lirik Wisnu Suyono,gitaris Eet Sjahranie dan sound engineer Bonny Alamsyah

Mereka memakai nama Cynomadeus, karena tertarik pada karya tulis Wisnu Soeyono, yaitui sebuah komik mengenai seorang musisi yang dijuluki Cynomadeus.Cynomadeus ini merupakan akronim dari Cycle Neo Amadeus, dan perjalanan dalam menyusuri lorong waktu.Cynomadeus adalah tokoh masa depan yang mengacu pada sosok komponis musik klasik Wolfgang Amadeus Mozart.Iwan Madjid lalu meminta Wisno Soeyono untuk menuliskan lirik-lirik lagu pada album debut Cynomadeus tersebut .
Tema liriknya cukup menyempal dari arus besar industri musik saat itu.Ada yang bernuansa surealis dan berperangai gugat dalam balutan metafora yang mistikal .Termasuk pula bagaimana upaya Cynoamdeus untuk memainkan gelegak rock dalam dimensi yang agak berbeda.Iwan Madjid yang menyukai musik klasik banyak menyusupkan elemen klasik.,meskipun tidak sekental saat Iwan Madjid menggarap repertoar lagu pada grup sebelumnya semisal Abbhama.
Dengan setumpuk gagasan dan idealisme ,Cynomadeus pun berupaya untuk merekam karya-karya yang selama ini telah mereka garap.

Cynomadeus

Cynomadeus

Menurut Eet Sjahranie. dalam kurun waktu sekitar 3 bulan pertemuan kelima musisi ini menghasilkan sekitar 10 komposisi .Semasa hidupnya.Iwan Madjid pernah bertutur bahwa kuruna waktu yang sangat pendek untuk proses penulisan lagu dan sesi rekaman ini bukan mengada-ada,namun karena prosesnya mengalir secara deras.

Kaset album Cynoamdeus yang dirilis tahun 1990

Kaset album Cynoamdeus yang dirilis tahun 1990

Padahal,jelas Eet Sjahranie,sesungguhnya setiap personel yang berada dibawah paying Cynomadeus berasal dari selera dan genre musik yang tak sama. Agaknya ini justri memperlihatkan sebuah persenyawaan yang saling mendukung. Bahkan hubungan erat anta sesame pemusik malah jauh melebihi perbedaan genre musik. Alhasil karya mereka menembus tradisi straight-beat rock di Indonesia. Mereka pun mungkin tak menyadari akan menjadi titik awal dari perubahan era musik rock di Indonesia saat itu.Cynomadeus tampaknya menjadi anti-trend.Sekedar catatan ,saat itu dunia tengah diguncang dengan kehadiran grunge dari Seattle Amerika Serikat.Namun Cynomadeus hanya mengutamakan berkarya dalam ekspresi kesenimanan yang mutlak tanpa memperhitungkan pernak pernik industrial.
Mereka seperti asik sendiri dengan dunianya.Cynomadeus melaju dengan ide-ide music yang merupakan hasil saling bentur antar genre musik, mulai dari rock,funk hingga klasik sekalipun .Kesepuluh lagu di album Cynomadeus seperti Cynomadeus,Circus Show,Potret Hujan,Profesi Trend Mode,Opera Kota Naga,Wowverture,Strawberry Pink ,Angel Rose,65 serta Era 1214 Saka.
Saya yang hadir malam itu melihat latihan Cynomadeus di Studio Abbe merasakan getaran yang menyenangkan dari sebuah band yang sudah sekian lama menghilang dan nyaris terlupakan banyak orang.Cynomadeus menampilkan aransemen musik yang lugas namun tetap menyisakan ruang harmoni yang memberikan neraca setara bagi penikmatnya maupun pemusiknya itu sendiri.

Poster Cynomadeus

Poster Cynomadeus

Di era sekarang,musik-musik dengan tingkat kreativitas yang idealis dan mengabaikan perilaku pasar seperti yang diperlihatkan Cynomadeus atau yang kerap dijuluki music cutting edge memang cukup banyak bertebaran.Seperti halnya kredo bermusik Cynomadeus,mereka – para pemusik era masa kini pun tak haus popularitas dan tetap mengedepankan kebebasan berkarya.Ini yang pantas dibanggakan.Saya sendiri sudah tak sabar ingin menyaksikan konser reuni Cynomadeus dalam rangka mengenang sosok Iwan Madjid,sang penggagas Cynomadeus.Apakah Cynomadeus masih punya keinginan untuk merekam karya-karyanya lagi seperti dahulu ?.

Komentar
  1. Karna Tjahyana berkata:

    Terima kasih utk info rencana reuni Cynomadeus. Saya pernah lihat klip video mereka yg judulnya “Rumah Batu”. Itu ada di album mana ya, Oom Denny ? Di album yg ditulis di atas lagu tsb ngga ada.

  2. dennysakrie63 berkata:

    Wah saya juga baru denger tuh….

Tinggalkan komentar